Pengertian Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh memiliki pengertian yang luas dan telah berkembang cukup lama. Perkembangan ini mengantarkan penginderaan jauh sebagai satu ilmu yang mapan di antara ilmu-ilmu lain. Penginderaan jauh juga telah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang sebagai satu teknik perolehan informasi muka bumi. Hingga saat ini data-data penginderaan jauh banyak digunakan sebagai dasar dalam analisis spasial dan pengambilan kebijakan.

Terdapat beberapa pemahaman tentang makna penginderaan jauh. Definisi umum tentang penginderaan jauh adalah ilmu tentang perolehan informasi permukaan bumi tanpa kontak langsung dengan obyeknya (Rees, 2001; Elachi dan van Zyl, 2006; Schowengerdht, 2007). Sementara itu Howari dkk (2007) menjelaskan bahwa penginderaan jauh merupakan suatu proses pendugaan berbagai parameter permukaan melalui pengukuran radiasi gelombang elektromagnetik dari permukaan lahan.

Apabila dilihat dari tujuannya, beberapa ahli telah memberikan penjelasannya. Tujuan pokok dari penginderaan jauh adalah untuk mengidentifikasi dan mengkarakterisasi obyek di muka bumi. Sementara itu Madhok dan Landgrebe (2002) menguraikan bahwa data penginderaan jauh dianalisis untuk mempertajam pemahaman tentang kondisi permukaan bumi dalam hal bentuk, komposisi dan fungsinya. Pendapat lain dari Turdukulov dkk (2015), menyatakan bahwa analisis terhadap data pengideraan jauh adalah untuk membangun hipotesa-hipotesa serta memahami dinamika objek spasial
Satelit penginderaan jauh
Melihat beberapa pendapat tersebut dapat diketahui kata-kata kunci tentang penginderaan jauh. Beberapa hal pokok tentang penginderaan jauh tersebut adalah perolehan informasi muka bumi dan tidak bersentuhan langsung dengan obyek. Dua hal tersebut yang mendasari pemahaman tentang apa dan bagaimana penginderaan jauh tersebut. Obyek yang diindera adalah segala obyek yang beradadi permukaan bumi, sedangkan cara perolehan informasinya dilakukan dengan menggunakan satu media.

Obyek di permukaan bumi seperti vegetasi, tanah dan tubuh air adalah obyek pokok yang diindera oleh penginderaan jauh. Informasi detil terkait obyek tersebut selanjutnya dipengaruhi oleh karakteristik resolusi spasial dari sensor yang digunakan. Kombinasi dari obyek pokok tersebut menghasilkan informasi- informasi penting terkait dinamika yang terjadi dipermukaan bumi tersebut. Informasi detil diperoleh melalui interpretasi keterkaitan antar fenomena tersebut di permukaan bumi.

Penginderaan jauh merekam informasi dengan cara perabaan atau perekaman energi gelombang elektromagnetik yang dipantulkan ataupun dipancarkan dari permukaan bumi. Energi gelombang elektromagnetik tersebut diterima sensor dan direkam sebagai nilai spektral pada citra penginderaan jauh. Rentang nilai spektral pada data penginderaan jauh ini ditentukan oleh karakteristik resolusi spektral sensor tersebut.

Sensor yang memiliki resolusi spektral tinggi memiliki potongan-potongan panjang gelombang yang lebih banyak. Potongan panjang gelombang ini sering disebut sebagai saluran citra atau band. Informasi objek di lapangan selanjutnya dikenali melalui analisis nilai spektral ataupun interpretasi visualisasi citra (Madhok dan Landgrebe, 2002; Strasen dkk, 2009; Leverington, 2010; Bianchetti, 2011; Yang dkk, 2011; Kinkeldey, 2014). Informasi dari penginderaan jauh dapat diperoleh melalui pendekatan analisis visual dan digital, pendekatan definisi informasi teoritis, dan pendekatan berbasis klasifikasi dan interpretasi.

Banyak pakar memberi batasan terhadap konsep penginderaan jauh. Batasan membatasi penginderaan jauh pada pemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam perolehan informasi muka bumi. Perolehan informasi melalui penginderaan yang memanfaatkan sifat fisik bumi seperti kemagnitan, gaya berat dan seismik tidak termasuk dalam klasifikasi penginderaan jauh. Metode ini lebih tergolong pada metode geofisika. Aplikasi data penginderaan jauh banyak pada bidang- bidang pengelolaan sumberdaya dan pengelolaan wilayah di permukaan bumi.
Comments