Fenomena Cap Cloud (Awan Lenticular) Gunung Rinjani

Beberapa hari lalu muncul berita viral mengenai awan topi atua cap cloud di atas puncak Rinjani. Lalu seperti apa sebenarnya awan tersebut dan apakah benar awan cap cloud pertanda bahaya?. Yuk kita simak penjelasan ilmiahnya di artikel ringan berikut ini.

Pertama yang harus anda pahami bahwa tidak ada kaitannya antara cap cloud Rinjani dengan pertanda bahaya entah itu erupsi, gempa atau tsunami dan lainnya jadi pastinya kalau ada yang nulis berita judul kaya gitu adalah hoax besar dan dosa.

Awan topi lenticular di atas Rinjani
Fenomena awan topi di atas Rinjani adalah fenomena alam dan termasuk dalam kategori jenis awan lenticular. Awan lenticular memang berbahaya bagi penerbangan karena bisa menyebabkan turbulensi tapi tidak ada kaitannya dengan bencana geologi.


Awan lenticular terjadi di puncak gunung karena kondensasi dan pendinginan udara lembab yang dipaksa naik ke atas mengikuti kontur gunung yang kerucut. Bentuk awan lenticular seperti cekung dikarenakan hembusan angin dengan arah horizontal mengitari puncak gunung.

Awan lenticular berbentuk halus seperti pirigan ufo atau lensa dan termasuk awan yang tidak biasa. Awan ini paling sering ditemukan di dekat daerah pegunungan dan dapat muncul tunggal atau bertumpuk-tumpuk seperti pancake.


Ada tiga jenis utama dari awan lenticular: altocumulus standing lenticular (acsl), stratocumulus standing lenticular (scsl), dan sirokumulus standing lenticular (CCSL), bervariasi di ketinggian di atas tanah. Karena penampilan mereka yang unik, awan ini sering dikaitkan dengan kehadiran alien atau UFO.

Jadi udah tahu kan sekarang tentang awan lenticular di atas Rinjani?. Jadi kalau kamu melihat lagi awan seperti itu jangan kaget, mending foto atau rekam aja siapa tahu jadi viral lagi. He.
Comments